4

Cerpen Romance "Penantian Ribuan Purnama"

Posted by Unknown on 14.59


5 tahun sudah semenjak kau pergi meninggalkanku,5 tahun sudah kau pergi membawa potongan hatiku bersamamu,dan 5 tahun sudah aku melewati puluhan purnama tanpa senyumanmu,suaramu bahkan nafasmu. Aku hanya bisa melalui sunyinya malam-malam yang begitu kelam ini hanya dengan duduk termenung memandangi sejuta bintang yang seolah melukiskan wajahmu.
Foto kita berdua saat pesta ulang tahunmu yang telah usang dimakan waktu selalu menghiasi dompet kulit tuaku. Sakit memang,mungkin hanya orang-orang psikopat dan gila yang tidak akan merasakan sakit hati sepertiku. Aku hanya bisa menyimpan 1 pertanyaan tanpa jawaban dalam otakku. “Mengapa?mengapa kau pergi meninggalkanku tanpa sepatah kata pun?” iya hanya 1 pertanyaan itu. 1 pertanyaan yang memiliki berjuta makna bagiku ketika kau menjawabnya. Aku dan setengah hatiku yang masih tertinggal dalam ragaku hanya butuh penjelasanmu,penjelasan yang rasional darimu.
“grrrrr,,,grrrr,,,grrrrr” suara getaran handphone di saku belakang celana jeans ku melenyapkan segala lamunanku yang begitu pahit tentang dirimu. Aku pun menaruh kembali foto tersebut di dalam dompetku dan membaca pesan singkat yang terdapat di layar ponselku.
“Zaky,Bisakah aku bertemu denganmu? Di tempat biasa kita bertemu dulu,sabtu pukul 20:00! Tiara ?”
Nafasku tertahan,hatiku berdetak lebih cepat,dan pikiranku melayang entah kemana. Pikirkan saja bagaimana rasanya ketika orang yang sangat kau cintai namun telah meninggalkanmu selama kurang lebih 1825 hari tanpa kabar dan alasan tiba-tiba saja mengajakmu bertemu secara mendadak. Entah untuk apa? Masa bodoh aku tidak peduli. Yang hanya aku pedulikan dan aku pikirkan saat ini adalah hanya 1. Bertemu dengan Tiara,iya Cuma itu!
“iya,aku pasti datang!”
Singkat,padat dan jelas. Layaknya penggunaan kalimat efektif di pelajaran bahasa Indonesia tingkat SD. Yang ada dalam pikiranku saat itu hanyalah satu,yaitu Tiara! Entah sebagai apa posisinya saat ini dalam drama hidupku,entah dia sebagai protagonis atau antagonis,entah dia sebagai orang yang kucintai atau orang yang kubenci,bahkan meskipun dia berada di antara posisi setan atau malaikat dalam hidupku, aku akan menemuinya lusa malam. Apapun yang terjadi! Aku hanya ingin penjelasan darinya,penjelasan yang sangat rasional dan jujur darinya,hanya itu!
Sabtu,7:55 Pm. Aku sengaja datang 5 menit lebih awal dari Tiara. Aku sengaja mempersiapkan mental dan belajar mengatur mimik muka dalam jangka waktu yang begitu sempit tersebut. Aku ingin sempurna dimatanya,aku tak ingin dia melihat kesedihan dalam wajahku,aku tak ingin dicap sebagai seorang lelaki pecundang yang hanya bisa menagisi seorang wanita. Namun nuraniku seakan berontak,nuraniku seakan menghujat bahwa aku adalah lelaki pengecut dan lemah yang tak berani mengakui kesedihanku dihadapannya.
5 menit sudah berlalu seakan dalam sekejap mata,aku terlarut dalam renunganku yang begitu dalam sampai ada seseorang yang menarik bagian belakang dari lengan baju kiriku. Tidak,kalian salah. Pasti kalian piker dia adalah Tiara! Kalian terlalu naïf kawan,ini bukanlah cerita drama FTV seperti yang sering kalian tonton selama ini. dia adalah seorang anak kecil yang berumur sekitar 4 tahun. “siapa anak ini?apakah dia mengenalku?” aku malah bertanya pada diriku sendiri yang diliputi kebingungan. Bahkan aku hanya bisa tersenyum simpul melihat tingkah laku anak tersebut.
“mama” sambil menunjuk ke arah seorang wanita yang sedang berdiri jauh membelakangi mejaku.
Aku pun mengangkat anak itu kepangkuan ku yang sedang duduk diatas kursi.
“itu mama kamu ya adek kecil?”
“iya om,itu mama”suaranya begitu imut dan lembut.
“nama kamu siapa adek kecil?’
“Billy Pratama”
“Pratama?”
“iya om” sambil tersenyum seraya mencoba untuk turun dari pangkuanku dan segera berlari menuju kea rah wanita tersebut.
Pratama? Bukankah itu nama belakangku? Belum sempat aku menemukan logika jawaban dari pertanyaanku sendiri. Tiba-tiba sesosok wanita yang menggunakan pakaian merah muda yang serasi dengan warna jilbabnya berdiri dihadapanku.
“Zaky!” suaranya terdengar lirih.
Aku mengenal suara itu,iya itu adalah suara Tiara. Inginku membalas dan menyapanya,tapi lidahku kelu. Sepatah katapun seakan tertahan di dalam tenggorokanku. Sambil menggandeng anak kecil yang tadi menyapaku pertama kali,Tiara kembali mengucapkan namaku sampai akhirnya aku tersadar.
“Tiara” Datar,nada yang terucap begitu datar sedatar ekspresi wajahku. Aku langsung terduduk dikursi yang telah lama aku pesan untukku dan tiara.
“iya ini aku ky”
“siapa anak ini? Kenapa dia bisa mengenalku? Dan 1 hal lagi,kenapa nama belakangnya sama dengan nama belakangku?” belum sempat tiara duduk,aku telah menghujaninya dengan berbagai macam pertanyaan.
“Anak ini…..” Tiara duduk sambil memangku anak tersebut.
“Apakah ini anakmu?” aku memotong.
“Iya,dia memang anakku” Pipi tiara mulai basah oleh air matanya.
“Mama kenapa nangis?”
“mama gak kenapa-napa kok sayang” tiara mengusap kembali air matanya. Mungkin dia tidak ingin melihat anaknya menjadi bingung.
“kenapa ra? Kenapa kamu tega? Kenapa kamu tega ninggalin aku? Aku salah apa? Kamu tahu kan kalau aku masih cinta ama kamu?” aku mencoba untuk setegar mungkin dihadapannya.Aku tidak ingin terlihat lemah,walaupun sejujurnya hatiku telah hancur.
“Maaf?” hanya sepatah kata itu yang terucap dari bibir tiara. Sepatah kata yang terus menerus diulang.
Aku tertunduk,tak bisa berkata apa-apa. Ingin sekali aku memeluk tubuh tiara sebagai luapan rasa sayangku terhadapnya. Tapi aku sadar ada billy di sana,ada seorang anak yang begitu lucunya sedang berada dipangkuan ibunya. Aku sadar kali ini aku harus menjaga sikapku,dan tak membiarkan emosiku lepas kendali.
 “Billy,sini duduk dipangkuan Om”
Aku berdiri dan mencoba mengambil Billy dari pangkuan Tiara. Billy dengan cepatnya mengulurkan tangannya kearahku.Begitu polosnya bocah itu,tanpa tahu sekompleks apa permasalahan yang ibunya dan aku alami. Aku mencoba memasang wajah tersenyum walau mataku tampak sayu dihadapan anak itu dan membelai rambutnya ketika telah berada dalam pangkuanku.
Tiba-tiba saja setetes air menetes di atas meja,iya itu air mata tiara. Aku tidak tahu alasan pasti kenapa tiara menangis.
“Aku tidak perlu maafmu.karena aku sudah memaafkanmu jauh sebelum kau meminta maaf terhadapku. Aku hanya perlu penjelasan dan alasan darimu. Iya hanya itu saja “ Aku kembali mengangkat tegas wajahku,sambil memeluk Billy dengan erat.
“Maukah kau menerima seseorang yang kau cintai ketika kehormatannya telah terenggut?” Tiara mulai mengambil tissue satu persatu untuk menyeka air matanya.
“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti sama sekali”
“Zacky,3 tahun lalu sebelum aku pergi meninggalkanmu,meninggalkan kenangan kita. Aku sudah tidak suci lagi ketika kehormatanku telah direnggut oleh seseorang yang kau kenal”
“Siapa?” Nada suaraku mulai keras. Emosimu mulai naik,tapi seketika aku ingat jika ada Billy dipangkuanku.
“Niko”
Satu nama yang tak asing ditelingaku,dia adalah sahabatku. Sahabat masa SMA ku.
“Niko?” entah setan apa yang merasukiku. Badanku terasa panas,nadiku seakan ingin pecah.aku menggenggam cangkir minuman yang telah aku pesan seerat mungkin. Andaikan aku manusia super,pasti cangkir tersebut pecah.
“kenapa kamu gak ngomong langsung ama aku setelah kejadian itu terjadi?,kenapa kamu gak….”
Tiara menutup kedua kupingnya sambil menangis,seakan tidak mau mendengar lagi kalimat yang aku ucapkan. Aku pun sadar aku telah memojokkannya dalam situasi yang begitu sulit dihadapan anaknya yang masih polos.
“Tiara,tatap mata aku sayang. Tolong jelasin ke aku ya apa aja yang udah terjadi selama ini. tolong ceritain ke aku ya sayang,aku hanya pengen penjelasan dari kamu “
Aku mencoba memegang dengan erat tangan tiara untuk meneguhkan hatinya dan berkata dengan lemah lembut,tanpa tahu sekarang apakah aku masih pantas menyisipkan kata “sayang” dikalimat tersebut kepadanya setelah hubunganku berakhir selama 3 tahun ini.
“Aku gak bissa ky,aku gak sanggup buat nyeritainnya,maafin aku..” Tiara masih menangis namun dia tetap berusaha mengusap air matanya dengan salah satu tangannya yang masih bebas.
“Kamu bisa sayang,kamu bisa! Ceritain ke aku ya? Kamu pasti bisa!” aku mencoba meneguhkan hati Tiara dengan berkata demikian dan sedikit dibarengi oleh senyum simpul dariku,akhirnya Tiara mengangguk dan memulai ceritanya.
“ky,5 tahun yang lalu ketika pengumuman kelulusan telah diumumkan.Ketika itu pula kesucianku direnggut oleh sahabatmu. Kamu pasti tahu bahwa itu semua bukan keinginanku. Aku berusaha untuk menolak segala perlakuannya semampuku. Namun apa daya,aku gak bisa berbuat apa-apa sampai kesucianku jatuh ditangannya. Aku pun sebenarnya ingin menghubungimu,ingin rasanya aku memelukmu dikala itu disaat aku merasa bahwa aku adalah orang yang paling hina dan kotor di dunia ini. Namun berat rasanya menemuimu,berat rasanya untuk melihat wajah mu ketika aku sadar diriku telah menjadi seseorang yang sangat hina. Aku pun mencoba untuk menghilang dari hidupmu dan pergi jauh membuang semua kenangan kita. Dan setelah itu,apa kamu tahu? Akhirnya aku menikah dengan Niko. Bukan karena aku mencintainya,tapi karena aku hanya ingin meminta pertanggungjawaban darinya. Karena aku berpikir aku hanya akan menjadi beban dalam hidupmu. Karena ketika kamu mengetahui semuanya aku hanya akan menjadi sebuah sampah di hadapanmu?”
“Apa kamu yakin aku akan melakukan itu? Aku  bahkan akan menerimamu bagaimana pun keadaanmu.”
“Aku sudah menduga kamu akan berkata seperti itu ky! Buka mata kamu ky. Berpikirlah rasional walaupun cinta itu memang irrasional! Pikirkan masa depanmu,aku hanya ingin yang terbaik bagimu ky! Walau kita tak mungkin bersatu lagi,karena sekarang aku sudah memiliki keluarga yaitu Niko dan Billy,walaupun aku sama sekali belum bisa mencintai niko sampai saat ini,tapi bagaimanapun dia adalah ayah dari Billy,anakku. Namun kamu jangan khawatir,aku memberikan Billy nama belakang yang sama sepertimu bukan tanpa alasan. Hal itu ku lakukan semata-mata agar aku bisa mengenangmu. Karena sekarang setiap aku dekat dengan Billy,aku merasa dekat denganmu. Karena jiwamu dan cinta kita 5 tahun yang lalu bahkan masih aku jaga sampai sekarang telah berada dalam tubuh Billy,walaupun dia bukan anakmu!”
Aku mencoba tegar, aku mengalihkan pandanganku ke atas langit yang begitu luas yang ditaburi bintang-bintang yang indah. Aku membelai kembali rambut Billy dan  ternyata dia telah tidur dipangkuanku tanpa sepengetahuan kami berdua. Aku hanya tersenyum mencoba menghibur diri dan menatap Tiara kembali.
“Terimakasih atas penjelasanmu,akhirnya semua pertanyaan yang ada dalam kepalaku telah hilang selama 5 tahun ini. Terimakasih Tiara,sekali lagi terimakasih!”
Akhirnya aku menemukan cahaya dalam kelamnya ribuan purnama yang telah aku lalui dalam kebingungan dan keputusasaan.
Kawan,Cinta itu memang tidak memiliki logika,cinta itu memang buta. Tapi janganlah mau kau dibutakan oleh cinta,janganlah mau digilakan oleh cinta. Berpikirlah secara rasional dan gunakan Logika serta akal sehatmu dalam menghadapi sebuah cinta!


4 Comments


kok sepertinya saya mengenal cerita ini? apa ini cerita pribadi anda yang dikemas dengan versi berbeda?


Mengenal cerita ini? iya lah. kan kemarin udah dibaca di blog saya. :D


wah keren sekali cerpennya suka deh

Bank Terdekat


The Menacer and mens titanium rings | TITanium Sportsbook
The Menacer titanium fitness and mens titanium dental titanium rings in the Menacer and mens titanium ford escape titanium for sale rings. Made titanium water bottle with steel, brass and apple watch titanium platinum in a high-polish finish.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2009 Coretan Kanak Sasak All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.